Warga Manila Kerumuni Pusat Vaksinasi sebelum Lockdown Diberlakukan
By Nad
nusakini.com - Internasional - Warga Manila, Filipina, berburu untuk mendapatkan vaksin COVID-19. Mereka mengerumuni pusat-pusat vaksinasi dan menunggu dalam antrian panjang di luar, sebelum lockdown selama dua minggu mulai diberlakukan pada hari Jumat (6/8) malam.
Pembatasan akan diberlakukan di seluruh Metro Manila, sebuah kota yang berisikan 16 kota dan merupakan rumah bagi 13 juta penduduk. Provinsi yang berada di dekatnya, Laguna, dan kota-kota seperti Iloilo dan Cagayan de Oro, juga akan melakukan lockdown.
Lockdown yang diperkirakan akan menghabiskan biaya ekonomi sebesar 4 miliar dollar (sekitar 57 miliar rupiah), akan melarang warga untuk keluar dari rumah mereka, kecuali untuk berbelanja kebutuhan. Makan di restoran dan di luar ruangan restoran juga akan di larang.
Sejauh ini, pemerintah Filipina telah memvaksinasi penuh sekitar 9,51% dari total 108 juta populasinya, menurut data dari Universitas Johns Hopkins.
Ribuan warga berlomba-lomba untuk mendapatkan suntikan vaksin pada hari Kamis, karena kebingungan yang disebabkan oleh pihak pemerintah.
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte pada tanggal 28 Juli melalui konferensi pers mengatakan warga yang meninggalkan rumah mereka dan belum divaksin akan diantar pulang oleh polisi. Namun pada hari berikutnya, istana kepresidenan menjelaskan aturan ini tidak akan dipaksakan.
Pada bulan Juni, Duterte mengancam untuk memenjarakan siapapun yang menolak untuk divaksin, komentar ini merupakan kontradiksi dengan pihak kesehatan yang mengatakan warga perlu divaksin, namun vaksinasi dilakukan secara sukarela.
Kebingungan lainnya adalah rumor yang menyatakan status vaksinasi warga akan mempengaruhi pekerjaan mereka atau pemberian bantuan finansial kepada mereka.
Kementerian Kesehatan menyangkal rumor ini pada hari Kamis, mereka mendesak warga untuk tidak mempercayai "berita bohong". Kementerian ini juga meyakinkan warga bahwa vaksinasi akan terus berlanjut walaupun lockdown terjadi di Metro Manila.